Centralinfomationasean.com-Pati, Dalam suasana berduka sepeninggal ayahnya, seorang lelaki tanpa tahu duduk persoalannya, sepulang cari makan dibantai habis-habisan oleh Preman kampung cap kuro pembuat onar yang mengatasnamakan diri Geng Blok M.
Vian (24) sang ketua geng dari desa Tlogoharum kecamatan Wedarijaksa, kini dilaporkan Eko Pranoto (40) atas dugaan penganiayaan. Terdapat dua Korban dalam insiden tersebut, Eko Pranoto sebagai korban penganiayaan dan Karyono korban pengeroyokan di Balai Desa. (15/10/24).
Sini kalau berani senggel sama saya, saya ketua geng Blok M, Orang di sini tidak ada yang berani dengan saya”, tantang sang preman.
Dan Eko Pranoto pun menjawab, “saya tidak berani mas, kita damai saja, tos… tos…,” . Eko Pranoto dan adiknya pun lolos dari kebringasan ketua geng yang mungkin mau jajal ilmunya.
Sepulang dari makan melalui jalan yang sama dan ternyata di situ preman cap kuro masih setia menunggu. Tanpa basa basi preman pun langsung mengeluarkan jurus – jurus andalan menghantam muka Eko Pranoto.
Tanpa bicara apa-apa saya langsung dipukul dengan sandal hingga saya jatuh tersungkur dan langsung dipukul terus-menerus membabi buta hingga Gigi saya rompal 5 dan berdarah-darah yang membasahi kaos saya,” ungkapnya kepada media.
Sang adik tidak bisa berbuat banyak dan menelpon saudaranya untuk meminta pertolongan, dan setelah tiga saudaranya datang ke lokasi, preman pun kabur hingga bersembunyi di kandang sapi, namun diketahui oleh pemilik kandang sapi lalu diusir dari kandang tersebut. Setelah itu Mungkin di dalam perjalanannya dia mengajak teman-teman gengnya Ke balai desa karena saudara-saudaranya Eko Pranoto telah menunggu di balai desa untuk diajak berembuk kekeluargaan.
Sesampai di balai desa Tlogoharum, geng Blok M yang mungkin merasa kekuatannya bertambah karena Puluhan temannya ikut datang, mereka membabi buta menghajar Karyono adik Eko Pranoto, sementara Eko Pranoto terbulai lemas di mobil ambulance. Karyono berusaha membela diri namun pertarungan tidak seimbang hingga disaksikan oleh Kepala Desa yang juga hadir, namun kepala desa juga tak mampu melerainya. Terjadi pertarungan yang tidak seimbang gigi Karyono pun ikut tanggal 3 karena pukulan dari geng Blok M.
Menurut saksi mata di tempat kejadian, kepala desa Tlogoharum Muhammad Manaf sengaja membiarkan pertarungan tersebut dan bertindak berat sebelah atau memihak geng Blok M. Mungkin karena Geng Blok M mempunyai keluarga kaya dan terpandang di desa tersebut.
Awak media mencoba mengkonfirmasi terkait sikap Kades tersebut, namun Kades menyangkalnya. Dia menjelaskan bahwa sebagai kepala desa, dia memperlakukan warganya sama, tidak ada maksud untuk memihak geng Blok M. Namun ketika awak media menanyakan kalau memang tidak memihak kenapa malah mendampingi saat geng Blok M membuat laporan di Polsek. Kades mengatakan bahwa tidak sengaja berada di kantor kecamatan yang letaknya dekat Polsek dan karena ditelepon dan ditangisi warganya untuk mendampingi ya dia ikut. “Karena semua warga saya ya kalau memang butuh saya saya tetap datang bila dibutuhkan termasuk bila dibutuhkan Eko Pranoto”, ungkap Manaf ngeles.
Dari pihak korban yang tadinya ingin berdamai dengan pelaku, Namun karena tahu pelaku kok malah melaporkan korban, akhirnya korban dan keluarga semakin yakin untuk mempolisikan geng Blok M tersebut karena tindakannya tidak bisa ditolerir lagi. Sekira pukul 20. 00 WIB korban dengan beberapa keluarga membuat laporan yang sempat ditunda. Pemeriksaan Berita Acara pun berlangsung hingga larut malam di unit Reskrim Polresta Pati.
Maraknya Geng, Kreak-kreak dan Premanisme menjadi PR bagi aparat penegak hukum dan pemangku kepentingan terkait untuk memberangus keberadaannya, namun di sini kepala desa Tlogoharum seakan membiarkan premanisme tumbuh di desanya.
Dengan diamnya kepala desa tanpa ada tindakan untuk mendamaikan dan justru mendukung laporannya geng Blok M, menjadi indikasi tindakan yang berbanding terbalik dengan pemberantasan premanisme.
( Sholihul)