Centralinfomationasean.com-17/10/2024-Sejarah, Kontroversi mengenai luas wilayah Majapahit memainkan peran penting dalam pembentukan gagasan tentang negara kesatuan Indonesia.
Pada masa pergerakan nasional, kerajaan ini sering disebut sebagai bukti historis bahwa kepulauan Nusantara pernah bersatu di bawah satu kekuasaan. Gagasan ini kemudian digunakan untuk memperkuat klaim atas wilayah Indonesia saat perjuangan melawan penjajah Belanda.
Konsep “Wawasan Nusantara” yang menjadi landasan politik luar negeri Indonesia modern juga terinspirasi oleh klaim-klaim kekuasaan Majapahit.
Ini membentuk pandangan bahwa Indonesia adalah negara maritim besar yang mencakup berbagai suku, budaya, dan agama, namun tetap satu dalam kerangka negara kesatuan.
Meskipun secara faktual, luas kekuasaan Majapahit tetap menjadi perdebatan, warisan ideologis dan simbolisnya tidak diragukan lagi memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan nasionalisme Indonesia.
Majapahit, sebagai simbol masa kejayaan Nusantara, memberikan fondasi bagi upaya menyatukan wilayah yang sangat beragam dalam satu negara yang disebut Republik Indonesia.
Kontroversi tentang luas wilayah Kerajaan Majapahit telah menjadi perdebatan panjang di kalangan sejarawan.
Meskipun klaim kekuasaan Majapahit yang luas didasarkan pada karya sastra seperti Nagarakretagama, bukti arkeologis menunjukkan bahwa kerajaan ini mungkin tidak memiliki kontrol langsung atas wilayah-wilayah yang jauh dari Jawa. Namun, terlepas dari fakta ini, mitos kejayaan Majapahit telah memainkan peran penting dalam membentuk gagasan tentang persatuan wilayah Indonesia modern. Majapahit bukan hanya warisan sejarah, tetapi juga menjadi inspirasi bagi para pendiri bangsa dalam membentuk konsep negara kesatuan yang besar dan beragam.
Selain Nagarakretagama, bukti arkeologis yang tersisa dari Majapahit, seperti candi dan prasasti, hanya mengonfirmasi kekuasaan Majapahit di wilayah Jawa dan Bali.
Sementara prasasti-prasasti yang mengklaim kekuasaan atas wilayah di luar Jawa sering kali sulit diverifikasi. Ini menambah kompleksitas dalam menentukan luas wilayah kerajaan ini.
Penelitian arkeologis modern menunjukkan bahwa meskipun Majapahit memiliki pengaruh besar di Nusantara, kontrol politik dan militer mereka mungkin tidak sekuat yang diklaim dalam teks-teks klasik.
Banyak wilayah yang disebutkan dalam Nagarakretagama mungkin tidak berada di bawah kendali langsung Majapahit, melainkan hanya memiliki hubungan diplomatik atau perdagangan.
Kontroversi mengenai luas wilayah Majapahit semakin memanas pada era kolonial dan pascakemerdekaan Indonesia. Pada awal abad ke-20, gagasan tentang “wilayah Nusantara” yang diilhami oleh klaim Majapahit mulai digunakan oleh para nasionalis Indonesia sebagai dasar bagi konsepsi wilayah Indonesia modern.
Pendiri Indonesia seperti Soekarno sering mengacu pada masa kejayaan Majapahit sebagai inspirasi untuk membentuk negara kesatuan Indonesia, dengan wilayah yang luas seperti yang digambarkan dalam Nagarakretagama.
Namun, sejarawan modern lebih berhati-hati dalam mengklaim bahwa Majapahit secara efektif memerintah seluruh Nusantara. Ada kecenderungan untuk menafsirkan bahwa Majapahit lebih merupakan simbol kekuatan maritim yang memiliki pengaruh luas, tetapi tidak secara langsung menguasai wilayah-wilayah yang jauh dari pusat kerajaan di Jawa Timur.
(Sholihul)