Dimensi Timor dan Barat ,Menemukan Sesuatu yang Tak Tampak, Sebuah Simbol Ketakterlihatan,Yang berisi dan yang Kosong.

banner 120x600
banner 468x60

Centralinfomationasean.com-29/10/2024-Opini, Banyak orang di Barat memiliki pemahaman bahwa pusat dari segala sesuatu adalah pikiran. Mereka cenderung mengidentifikasi dan memahami hal-hal berdasarkan bentuk atau objek yang terlihat.

Sesuatu yang tidak memiliki bentuk atau objek yang dapat diamati sering kali dianggap tidak ada. Hal ini mencerminkan keterbatasan dalam memahami realitas yang lebih mendalam dan hal-hal yang berada di luar pikiran itu sendiri.

Bayangkan selembar kertas putih dengan tulisan di atasnya. Ketika seseorang ditanya apa yg kau lihat ?
mereka mungkin akan menjawab, “Ada tulisan.” Tapi, ketika ditanya lebih lanjut, “Apa lagi yang ada di sana?” sebagian besar orang akan kesulitan menjawab karena fokus mereka tertuju pada tulisan.

banner 325x300

Mereka cenderung melupakan kertas putih itu sendiri karena kertas tersebut tidak dianggap sebagai objek yang terlihat atau menarik perhatian.

Kertas putih, meskipun ada, dianggap ‘tidak ada’ karena tidak memiliki objek yang jelas.

Kertas itu memang kosong, tetapi keberadaannya tetap nyata. Kosong di sini bukan berarti nihil, melainkan kosong yang menyimpan segala kemungkinan, menjadi wadah untuk sesuatu yang bisa ada.

Hal Ini mencerminkan konsep bahwa sesuatu yang tampaknya kosong, sesungguhnya memiliki esensi, tetapi karena tidak berupa objek, sulit untuk dikenali.

Analoginya seperti dalam pemilihan umum. Orang yang tidak memilih, sebenarnya membuat pilihan—mereka memilih untuk tidak memilih.

Dengan cara yang sama, seseorang yang tidak bekerja atau tidak melakukan aktivitas fisik, tetap memiliki “profesi” yaitu tidak bekerja. Jadi, tidak melakukan apa-apa adalah suatu kegiatan-kegiatan tidak ngapa ngapain.

Inilah logika yang rumit, tetapi sekaligus relevan dalam memahami konsep kekosongan dan keberadaan.

Orang-orang Timur, terutama dalam tradisi spiritual, telah melampaui pemahaman ini.

Mereka menemukan bahwa ada sesuatu yang jauh lebih besar, lebih luas, bahkan lebih besar dari alam semesta itu sendiri. Sesuatu ini menjadi wadah bagi segala yang ada. Semua hal yang kita sebut “ada” berada di dalamnya. Namun, dia sendiri tidak bisa disebut “ada” dalam pengertian objek fisik. Tapi, meskipun demikian, kehadirannya tetap nyata—ia adalah keberadaan yang “tidak ada”.

Jika kita kembali ke analogi kertas, meskipun kertas itu tidak diakui secara langsung karena perhatian tertuju pada tulisan, kertas tetaplah ada dan bahkan lebih besar dari tulisan itu sendiri. Seperti juga ketika menonton sebuah film di bioskop, perhatian kita cenderung terfokus pada filmnya. Jika seseorang bertanya, “Apa yang kau lihat?” kebanyakan akan menjawab, ” di film.” Namun, mereka cenderung melupakan bioskop itu sendiri, tempat di mana film itu diputar, yang sebenarnya lebih besar dan mewadahi film tersebut.

Hal lucu serupa juga terjadi saat pendaratan astronot pertama ke bulan. dulu mereka percaya,tapi sekarang mulai di pertanyakan.karena mulai menyadari adanya kameramen.dulu orang orang hanya melihat dokumentasi sebuah vidio yang menampilkan pendaratan ke bulan.tapi kemudian orang oranf curiga karena mulai menyadari kameramen.kalau ada vidio berarti ada kameramen.kameramen luput dari perhatian waktu itu.

Logika ini sulit untuk dipahami, apalagi dijelaskan. Tetapi, pemahaman Timur ini membantu kita melihat sesuatu yang lebih besar dari sekadar pikiran atau objek. Sama seperti bioskop yang mewadahi film, kertas yang mewadahi tulisan, ada sebuah “wadah” yang jauh lebih luas dari segala sesuatu yang kita ketahui. Dia bukan objek, tetapi tempat dari segala objek.

Adanya adalah tidak ada, namun keberadaan tersebut nyata. Seperti itulah esensi yang lebih besar yang bisa ditemukan ketika kita melampaui keterbatasan pikiran yang hanya berfokus pada objek yang tampak.

Pemahaman ini mengajak kita untuk menyadari bahwa yang tak terlihat bukan berarti tidak ada, dan bahwa kekosongan memiliki makna lebih dalam dalam realitas yang lebih luas.

(Sholihul)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *