Kaleidoskop Kerja Jokowi Sepuluh Tahun dan capaiannnya .

banner 120x600
banner 468x60

Centralinfomationasean.com-30/10/2024-Opini, Merebaknya serangan para haters ke Jokowi dan keluarga oleh golongan minoritas yg kalah adalah sebuah kelaziman dimana kebanyakan mereka masih tertidur mata batinnya.

Mereka memaksakan kehendak, tidak bisa menerima perbedaan, yg lebih parah adalah tidak bisa membedakan kepentingan negara, lembaga dan pribadi.

banner 325x300

Konsensus bernegaranya lepas pada wilayah nafsunya, kebenaran menurut kelompoknya mutlak, orang lain salah.

Tidak salah kata orang bijak ,Ditengah orang Orang Pesulap, orang jujurlah penjahatnya. Ini yg terjadi terhadap Jokowi.

Jokowi telah melakukan revolusi jilid 2, dia melakukan revolusi pembangunan dan ekonomi. Catatan yg tidak boleh terhapus dari benak orang waras Indonesia adalah :

Tahun pertama Jokowi menjabat dia membubarkan Petral, mafia BBM yg menyedot keuntungan sampai $.40m per tahun. Yg sudah bercokol +/-30 tahun.

Mengambil saham Freeport yg 9% menjadi 51%, setelah hampir 50thn dikuasai Amerika.

Mengambil kembali block Rokan, block Mahakam ladang minyak Indonesia. Yg dikuasai Amerika 45 dan 90 tahun.

Mengambil hak kelola udara Natuna yg dikuasai Singapura sejak tahun 1946.

Infra struktur tol, jalan negara, bendungan, airport, dst.

Melakukan hilirisasi bahan mineral, nikel, timah, bauxit, yg selama ini dinikmati para mafia dan negara Eropa serta Amerika.

Apakah pekerjaan itu mudah, tidak mener, Jokowi kerap di takut2i bahkan oleh menterinya sendiri, seperti saat membubarkan Petral sampai 3x diingatkan bhw hal itu berbahaya. Apa jawabnya, Jalan terus !

Begitu juga saat mengambil mayoritas saham Freeport, Jokowi ditakut2i karena Amerika akan marah, jawabnya jalankan !

Dan waktu pertemuan G20 di Roma tahun 2021, Jokowi meninggalkan ruang meeting karena dia mau di jebak utk sign persetujuan ekspor nikel ke negara industri. Rapat bubar, skrg Indonesia menikmati hasil kerja Jokowi ratusan milyar dollar.

Pertanyaannya kenapa hal ini tidak dilakukan presiden sebelumnya, jawabnya jelas, antara keberanian, kepentingan, dan pendapatan.

Kita abaikan dua presiden masa transisi Habibie dan Gusdur dua orang baik yg di gusur. Ada 3 presiden pada masa pembangunan, Soeharto, Megawati dan SBY. Lihat saja gaya hidupnya dan arah politiknya, khususnya Mega dan SBY, karena Soeharto sudah game over.

Kita benchmark dengan Jokowi Mega dan SBY ya jauh kemana2 prestasinya mengurus rakyat Indonesia.

Mereka tipikal pemimpin cari aman, nyaman, mapan. Dan kondisi salah membumikan budaya bernegara itu yang mereka pelihara.

Sehingga saat Jokowi hadir dan merubah arah kebiasaan budaya korup dan bad nepotism Jokowi dianggap musuh bagi mereka.

Kalau rakyat jelas posisinya, dua kali Jokowi terpilih sebagai presiden, itu real pilihan rakyat. Dia sosok terpilih, bukan partai ysng menjadikannya sebagai pemimpin. Kenapa Megawati gak terpilih dua kali nyapres, ya karena rakyat tidak memilihnya.

Kini pemerintahan Jokowi sisa 36 hari lagi, serangan keji masih dilakukan dari orang2 bernyali dan berhati banci. Ini yg disebut limbah demokrasi, dalam sebuah proses menuju kepada hasil yg lebih baik memang ada residu yang harus dibuang. Orang orang dengan pikiran sakit yang menyerang kebaikan itu akan menerima apa yang dia lakukan, tabur tuai diproses oleh alam dan energi buruk akan kembali kepada asalnya.

Satu datunya orang yang menyerang Jokowi bertumbangan, tidak dalam kapasitas kita bicara ajal, tapi nyatanya mereka mental duluan. Orang Baik Jangan Dilawan, Kata Pacul !

Mereka gencar menceriwisi Jokowi, sampai lupa mengantisipasi style Prabowo sebagai presiden penerus Jokowi.

Apakah Prabowo kuat kalau kalian maki maki kita tunggu nanti karena Indonesia tidak harus membuang energi meladeni para kaum sakit hati yg hanya maunya yg diladeni.

Kalau kalian tidak sadar diri, kalian rugi sendiri, karena Indonesia harus dikuatkan dengan pikiran yg sama, bukan malah diadu domba.

( Sholihul)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *