Centralinformationasean.com,20/11/2024- Opini, Pemimpin yang dahulu kita dukung dan bela mati-matian sudah menciderai kepercayaan kita, biarkan ia kelak akan dihukum oleh rasa penyesalannya sendiri, sabarlah.
Terlalu banyak keringat dan air mata bahkan darah bercucuran, jika semua itu ia abaikan, akan segera datang gelombang perlawanan yang takkan dia perhitungkan.
Tenangkan hatimu Anak , Matahari dan Rembulan itu sebentar lagi akan muncul dan menerangi kegelapan kita sebagai sebuah bangsa, keduanya akan mengoreksi pemimpin kita yang menghianati janjinya.
Anak-Anak bangsa boleh terluka, namun percayalah air mata tangis kesedihan kita akan membawa kesadaran kita pada Muara Cinta-Nya.
Siapapun yang menginjak-injak keadilan dan kehormatan hukum, akan digulingkan oleh jiwa-jiwa yang tercerahkan .
Matahari dan Rembulan, keduanya sosok minim resiko yang dihadirkan untuk kalian, sambut dan bersuka citalah untuk kebaikan negeri ini kedepan.
Eratkan tangan-tangan kalian satu sama lain, lindungi keduanya dari bidikan penguasa yang telah bersekutu dengan mereka yang selalu sibuk menjarah kekayaan nusantara kita.
Seorang Kepala Daerah teladan dipertemukan dengan seorang ahli hukum yang cerdas, berani dan lihai membongkar sarang-sarang kejahatan, jelas semua ini bukan suatu kebetulan melainkan ada campur tangan Takdir-Nya.
Maka tersenyum dan menarilah, duhai anak-anak bangsa yang terluka . Lantunkan syair-syair spiritualmu sampai hentakan kaki dan tanganmu membangunkan kesadaran orang-orang yang pikirannya tertidur lelap di sekitarmu.
Pemimpin yang dulu Kau dukung mati Matian dan Kau bela mati-matian sudah terlalu dalam melukai jiwa kita, biarkan ia tertawa-tawa riang bersama anak Mereka dan orang-orang yang dahulu menghunuskan pedang padanya.
Kita sudah tak memiliki kewajiban lagi untuk membentenginya, sebab tulang-tulang rusuk cinta kita sudah habis untuk menjadi pagar perlindungan dirinya sebelum ia melukai jiwa kita.
Sekarang waktunya kita memejamkan mata, mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi lalu menari mengelilingi api unggun yang menjadi saksi tekad juang kita selanjutnya.
Mari perkuat dan menangkan dua calon pemimpin sejati kita.
Rambut putih dan pendekar hukum bersahaja dari Madura, simbol perlawanan anak-anak bangsa yang terlukai oleh pemimpinnya.
Jika kita menang berarti kita akan berjaya dengan keberadaban, jika kita kalah kita akan tetap berdiri tegak dengan kehormatan.
Semua yang berniaga dengan-Nya, akan hidup di tengah Lingkaran Cahaya-Nya.
(Sholihul)