Centralinformationasean.com, Magelang, Legenda Gunung Tidar Magelang, Paku Pulau Jawa- terletak Di tengah Kota Magelang, terdapat sebuah bukit yang dikenal sebagai Gunung Tidar.
Selain memiliki pemandangan alam yang indah, legenda Gunung Tidar Magelang juga sangat menarik untuk diketahui karena konon berasal dari paku yang dipasang oleh Semar.
Kini, Gunung Tidar sudah dikembangkan menjadi sebuah kebun raya yang terbagi dalam enam zona, yaitu zona penerima, pengelola, wisata budaya, koleksi tematik, taksonomi, dan konservasi in situ. Kebun Raya Gunung Tidar banyak dikunjungi oleh wisatawan dari sekitar Magelang maupun luar kota.
Penasaran dengan legenda Gunung Tidar Magelang, Mari simak informasi lengkap yang dihimpun dari buku Memahami Islam Profil Wisata Religi Gunung Tidar Sebagai Paku Tanah Jawa
Legenda Gunung Tidar Magelang
Gunung Tidar terletak di Kota Magelang, Jawa Tengah. Gunung ini menyimpan berbagai legenda yang kaya akan makna.
Konon, legenda Gunung Tidar berawal dari sebuah paku yang dipasang oleh dewa. Legenda ini menggambarkan bagaimana pulau Jawa diciptakan dan ditenangkan oleh kekuatan ilahi.
Dahulu, Pulau Jawa belum berdiri dengan kokoh. Pulau ini terus bergerak seolah-olah terombang-ambing di lautan luas. Para dewa yang melihat keadaan ini merasa khawatir. Salah satu dewa memutuskan untuk turun ke dunia dan menancapkan sebuah paku ke dasar laut.
Paku ini menjadi simbol yang mengikat Pulau Jawa agar tidak bergerak lagi. Ketika paku itu dipasang, ia menjelma menjadi Gunung Tidar yang kita kenal sekarang.
Gunung Tidar sering disebut sebagai ‘pakuning tanah Jawa’ atau ‘paku tanah Jawa’. Nama ini mencerminkan peran penting gunung ini dalam stabilitas pulau.
Keberadaan Gunung Tidar membuat Pulau Jawa menjadi tenang dan tidak terguncang. Masyarakat Jawa menganggap gunung ini sebagai tempat yang keramat dan suci, yang memiliki makna spiritual yang mendalam.
Selain cerita tentang paku, ada juga legenda lain yang berkaitan dengan Gunung Tidar.
Pada masa lalu, daerah Magelang merupakan kerajaan hantu yang diperintah oleh dua raksasa jahat.
Kerajaan ini membuat masyarakat ketakutan dan hidup dalam ketidakpastian. Mendengar keadaan ini, Sultan Turki mengutus Syeikh Subakir untuk membantu mengusir kerajaan hantu tersebut.
Syeikh Subakir tiba di Pulau Jawa dengan misi mulia. Ia ingin menyebarkan agama Islam dan membebaskan masyarakat dari kekuasaan raksasa jahat.
Dalam perjalanannya, ia bernegosiasi dengan Kyai Semar, penguasa Jawa yang bertapa di Gunung Tidar.
Dengan bantuan Kyai Semar, Syeikh Subakir berhasil mengusir jin jahat dari kerajaan tersebut. Setelah perjuangan ini, masyarakat dapat kembali hidup tenang.
Setelah berhasil, Syeikh Subakir membawa 20.000 penduduk untuk menghuni pulau ini. Ia menjanjikan untuk menyebarkan ajaran Islam tanpa memaksa orang-orang untuk meninggalkannya. Sebagai penghargaan atas bantuan Kyai Semar, ia diangkat sebagai Ki Lurah Bodronoyo.
Posisi ini membuat Kyai Semar dihormati oleh masyarakat dan dianggap sebagai penjaga spiritual Gunung Tidar.
Hingga kini, Gunung Tidar tetap dianggap suci oleh masyarakat sekitar. Ada beberapa pantangan yang dijunjung tinggi, seperti larangan menanam palawija dan membuat sumur di sekitar gunung.
Masyarakat percaya bahwa gunung ini adalah sumber air yang terhubung dengan samudera.
Dengan begitu, Gunung Tidar tidak hanya menjadi bentang alam, tetapi juga simbol spiritual yang melambangkan perdamaian dan kepercayaan masyarakat Jawa.
Sejarah Gunung Tidar di Masa Modern
Dikutip dari Buku Manual Mekanisme dan Pelayanan Eduwisata yang diterbitkan Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Magelang, Kebun Raya Gunung Tidar, atau KRGT, memiliki sejarah yang kaya. Nama ‘Tidar’ berasal dari kata ‘mukti kedadar,’ yang berarti berhasil ditempa atau diuji.
Makna ini menunjukkan bahwa siapa pun yang telah mengunjungi Gunung Tidar dianggap telah berhasil menghadapi ujian.
Banyak tokoh besar lahir dari tempat ini, dan selama masa perjuangan, banyak pejuang datang ke Gunung Tidar.
Awalnya, Gunung Tidar adalah hutan kota yang gundul tanpa pepohonan. Pada masa penjajahan Belanda, kawasan ini digunakan untuk menggembala hewan ternak dan berbagai kegiatan militer.
Namun, sejak 12 Januari 2021, kawasan ini resmi berstatus sebagai Kebun Raya. KRGT terletak di ketinggian 503 mdpl dan memiliki luas 701.674 m², dengan 1002 anak tangga yang mengarah ke puncak.
Seiring waktu, Gunung Tidar mengalami perubahan signifikan. Pada tahun 1960-an, penghijauan dilakukan dengan menanam pohon pinus.
Sejak saat itu, Gunung Tidar semakin hijau dan indah. Berbagai jenis pohon lain juga ditanam, seperti mahoni dan damar, sehingga menciptakan suasana yang nyaman bagi pengunjung.
Gunung Tidar juga memiliki makna sejarah bagi masyarakat Magelang.
Pada 25 September 1945, rakyat Magelang berkumpul di puncak Gunung Tidar untuk merayakan kemerdekaan Republik Indonesia dengan mengibarkan Bendera Merah Putih. Di era kemerdekaan, Gunung Tidar menjadi bagian penting dari perkembangan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI), sekarang dikenal sebagai Akademi Militer.
Saat ini, Kebun Raya Gunung Tidar menjadi tempat wisata yang menarik. Pengunjung dapat menikmati keindahan alam, berolahraga, dan belajar tentang berbagai jenis tumbuhan.
Suasana yang sejuk dan pemandangan yang indah menjadikan KRGT pilihan populer bagi keluarga dan pecinta alam.
Dengan segala perubahan ini, Gunung Tidar kini menjadi tempat yang kaya akan sejarah dan keindahan alam.
(Detik/sholihul)