Francais Teh Ginastel Kernadi Ardianto Membanjiri Negeri ini, 3000 Gerai dibuka

banner 120x600
banner 468x60

Centralinformationasean.com, 18/12/2024, Sukoharjo,Bisnis jualan es teh ternyata tidak bisa dipandang sebelah mata. Warga Sukoharjo, Jawa Tengah, panen cuan dari bisnis ini.

Tidak main main Kini dia telah memiliki ribuan gerai es teh yang menyebar di Indonesia melalui sistem waralaba dengan merek Ginastel.

banner 325x300

Pendiri sekaligus bisnis es teh Ginastel adalah Kernadi Ardianto (43), warga Desa Pandeyan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Dia mengatakan, kepanjangan Ginastel sendiri adalah legi, panas, pahit, sepet, dan kenthel.

Kernadi memulai merintis bisnis ini pada September 2021 yang berawal dari gerobak kecil di Pasar Bugel, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.

Bersama sang istri, Ratih Dewi Apriliana, Kernadi kemudian mencoba melakukan ekspansi dengan membuka cabang. Namun ia terkendala permodalan.

Awalnya, ia mematangkan terlebih dahulu konsep bisnisnya dengan membuat logo, mematenkan nama, dan konsep gerobaknya.

Kemudian ia mencari investor yang mau memodali bisnisnya.

“Saya sharing dengan istri, kalau kita buka gerobak sendiri setidaknya Rp.3 juta lebih belum alat-alatnya. Untuk mengumpulkan modal itu, butuh berapa lama karena saya masih punya utang. Sehingga saya dan istri saya cari investor karena sudah tidak bisa utang bank.

Cari investor Rp 200 juta, nanti kasih bagi hasil,” ucapnya.

“Orang yang bagi saya kaya, saya datangi, saya tawari tidak mau. Sampai akhirnya saya datangi teman saya di Jogja dan saya presentasi,” sambungnya.

Dengan modal itu, ia membuka cabang 20 gerobak lagi yang dibuka di kawasan Solo Raya. Berjalannya waktu, bisnisnya berkembang pesat sehingga ia ingin lebih banyak membuka cabang.

Ekspansi yang dilakukan membuatnya menambah karyawan, hingga banyaknya orang yang datang untuk bermitra. Tahun 2022 dan 2023 jadi tahun keemasan Kernadi dengan banyaknya menjalin kemitraan.

“Sampai sekarang alhamdulillah sudah hampir 3.000 gerobak tersebar di seluruh Indonesia. Di Papua ada 9, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Bali juga ada,” ucapnya.

“Dalam satu bulan itu (menghabiskan teh) 25 ton. Kalau untuk musim penghujan agak ada penurunan, kalau di musim panas bisa lebih,” imbuhnya.

Kernadi sendiri memiliki 120 gerobak yang tersebar di sejumlah tempat untuk menjaga kualitas tehnya. Sedangkan ribuan lainnya dibuka dengan sistem waralaba.

Lalu berapa modal yang harus dikeluarkan untuk menjalin kemitraan dengan Konsep Ginastel, Dia menjelaskan ada beberapa paket.

“Untuk paket franchise kita ada paket gerobak besar dan kecil. Untuk gerobak besar harganya Rp.13 juta, untuk gerobak kecil harganya Rp 12 juta,” pungkasnya.

( Sholihul)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *