Pemikiran Meta level merangkum keseluruhan Filsafat Quantum dan fisika-metafisika

banner 120x600
banner 468x60

Centralinformationasean.com, 20/12/2024, Filsafat, Kalau cara Logika berpikir meta – level yang dipakai maka manusia di zaman manapun tetep akan memikirkan serta mempermasalahkan hal mendasar semisal persoalan causa prima,sebab akibat sumber kebenaran,hakikat kebenaran-kebenaran hakiki,desainer dibalik desain,Dlsb.hal yang bersifat essensial-prinsipil yang intinya bersifat metafisis-diluar fisika.

Dan itu sudah merupakan persoalan baku serta permanen bagi akal budi manusia dimana akaĺ budi tak mengenal istilah kuno atau modern. Karena sejatinya persoalan kebenaran itu abadi- tak bisa disekat oleh waktu/masa karena di tiap zaman pada generasi manapun yang hidup mereka tetep akan berhadapan dengan persoalan (metafisis) yang sama.

banner 325x300

Di zaman kita ini akal budi manusia akan mempertanyakan hal yg sama yang ribuan tahun lalu juga dipertanyakan semisal ; Apa hakikat dunia,apa hakikat kenyataan,Apa tujuan hidup,Apa yg akan terjadi sesudah manusia mati dlsb.

Maka Se maju apapun sains pertanyaan pertanyaan seperti itu akan selalu ada bila akal budi manusia serta hati nurani nya masih peka-masih hidup-tidak dibuat silau oleh hal duniawi?-material atau pencapaian ilmu pengetahuan material.

Secara fitrah ruhani manusia itu makhluk yang selalu mencari cari pedoman hidup,mencari cari hal yang membuat jiwanya bahagia misal karena memiliki tujuan hidup yang sesuai dengan yang ia pedomani,walau tidak semua manusia memiliki kualitas ruhani yang sama, sebagian manusia faktanya adalah lebih menyukai nafsu kesenangan mencintai hal yang bersifat fisik-material-duniawi.

Maka se tinggi apapun serta ke arah manapun manusia berpikir suatu saat ia akan kembali kepada hal mendasar- fundamental menyangkut pertanyaan pertanyaan yg bersifat mendasar seperti saya ungkap.Tetapi tentu saja itu terbatas bagi yang hati nurani dan akal budinya masih hidup.

Dan selama nurani dan akal budinya hidup itu manusia akan terus bergumul dengan persoalan ketuhanan karena tak ada institusi ilmu pengetahuan manusiawi yang bisa menjawab persoalan mendasar terkait hakikat hidup,kehidupan, kematian,kebenaran, kenyataan dlsb yang bersifat fundamental kecuali sebatas hipotesa.

Apakah sains-ilmu fisika bisa mengambil alih persoalan metafisika dan menjawabnya dengan jawaban versi sains ?
Tidak semudah itu.

Ilmu fisika tidak akan bisa mengover atau menggantikan metafisika,bahkan ketika fisika sudah sampai hingga level kuantum.

Dunia kuantum bukan dunia metafisika tapi pintu gerbang menuju memahami dunia metafisis yang substansinya sudah diluar mekanisme dunia fisik.Dan Tuhan tak bisa digantikan oleh penjelasan ala energi (God is energi).

Ilmu fisika dan metafisika masing masing memiliki rel serta persoalannya tersendiri juga jawaban tersendiri yang berbeda.

Kalau mau pengetahuan serta pemahaman fisika serta metafisika itu di integrasikan untuk memperoleh gambaran konstruktif perihal konsep “kebenaran menyeluruh” yang merangkum keseluruhan dunia fisika-metafisika.

Karena dua dimensi tsb ujungnya adalah untuk difahami secara menyatu padu-bukan untuk difahami secara parsial.

(Filsafat /sholihul)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *