Centralinformationasean.com, Sosbud, Siapa yang kenal nama di judul Teh Novi, begitu dia biasa disapa, adalah mantan pramugari yang mendedikasikan hari-harinya untuk berbuat kebaikan dan membantu orang lain atas nama kemanusiaan. So, sebagai pejuang kemanusiaan, sudah pasti saya menjadi salah seorang subscriber YouTube-nya. Saya bahkan pernah bilang, andai saya punya mata melihat, tentu jalan seperti Teh Novi itu yang saya akan tempuh.
Nah, tentu teman-teman sudah tahu betapa saya ingin membantu Pak Agus, salah seorang korban kekerasan yang mengalami kerusakan mata. Saya juga tahu infonya dari video Teh Novi, dan jadi termehek-mehek pas nonton podcastnya Bang Densu.
Beberapa hari yang lalu, bertambah lagi satu korban yang mengalami kerusakan mata akibat “dicolok “dan dicongkel “paksa”.
Saya nggak perlu ngasih gambaran ya, karena dari tulisan saya itu pasti kebayang kayak apa menderitanya si korban.
“Saya sendiriyang dari dulu punya cita-cita ketemu Teh Novi, ditambah dua kali dibikin termehek-mehek gegara ada korban yang mengalami kerusakan mata, jadi semakin menggebu untuk bisa melakukan sesuatu” ungkapnya.
Saya sudah coba hubungi kontak dan akun Teh Novi, mulai dari IG sampai WA, bahkan meninggalkan jejak di video YouTube yang berkaitan. Namun, sampai sekarang belum mendapatkan respon.
Keinginan saya adalah dapat membantu korban kerusakan mata itu baik secara material semampu saya, dan utamanya memberi dukungan secara moral. Mengapa? Saya tunanetra, dan tahu betul bagaimana rasanya hidup dalam kegelapan.
Lupakanlah dulu keinginan dan cita-cita saya yang lain. Saat ini, yang saya impikan adalah bisa bertemu dengan Teh Novi, dan juga para korban yang saya sebutkan di atas. Adik ipar saya bilang; “Itu namanya pangilan jiwa, Mas.”
Maka, semuanya saja yang membaca postingan ini. Kiranya berkenan memanjatkan doa kecil untuk saya, agar cita-cita saya ini dapat terwujud. Pokoknya, sebelum tutup usia, saya ingin dapat menjadi manfaat bagi orang lain, sebanyak dan sesering saya bisa” ungkapnya.
( Sholihul)