Centralinformationasean.com, 28/12/2024, Teknologi, Banyak yang bertanya Mengapa Indonesia tidak mengembangkan mesin jet turbo pesawat sendiri dan melanjutkan pembuatan pesawat yang dikembangkan Habibie?
Untuk mengembangkan pesawat, ataupun komponen lainnya termasuk mesin jet, perlu penelitian dan pengembangan yang panjang.
Hal ini dikarenakan komponen tersebut haruslah dapat bertahan dan relevan selama pesawat tersebut beroperasi (20, 30 tahun, sampai akhirnya phased out).
Untuk mesin jet, performa yang dihasilkan dan efisiensi bahan bakar juga menjadi faktor yang sangat menentukan, umumnya harus lebih bertenaga dan lebih irit dari mesin yang ada di pasaran.
Selain itu ada juga tahapan-tahapan sertifikasi untuk memastikan kehandalan dan keselamatan juga memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Untuk mengatasinya, biasanya pabrikan bekerjasama satu samalain dalam mengembangkan mesin jet.
Sebagai gambaran umum, mesin CFM56 yang populer digunakan pada Boeing 737, Airbus 320, MD DC-8–70 dirancang pada tahun 1970an, dan surprisingly masih relevan untuk operasi saat ini, tentu dengan pengembangan-pengambangan lanjutan.
Mesin ini dirancang oleh perusahaan patungan antara Safran Aircraft Engines dan GE Aviation.
Lalu, apakah Indonesia tidak mengembangkan mesin turbo jet sendiri?
Indonesia saat ini baru bisa membuat mesin turbojet untuk UAV,missile atau rudal yang di buat oleh Dr. Firman Hartono ST,MT
Beliau merupakan dosen di Fakultas Teknik Mesin dan DIrgantara (FTMD) ITB, jurusan Aeronotika dan Astronotika. Beliau sudah mengembangkan mesin turbojet dari tahun 2006.
Adapun mesin yang dikembangkan adalah mesin turbo jet untuk UAV (Unmanned Aerial Vehicle), misil, atau rudal yang memang tidak memerlukan daya dorong yang relatif tidak terlalu besar, sehingga biaya penelitian dan pengembangan bisa lebih murah jika dibandingkan dengan mesin turbojet untuk pesawat komersil.
Mungkin kita jarang mendengar beritanya, salah satunya karena penggunaannya sampai saat ini lebih banyak untuk militer. Namun sebetulnya Indonesia sudah mulai mengembangkan mesin turbo jet tersebut.
Apakah bisa dikembangkan lebih lanjut untuk digunakan pada pesawat buatan Indonesia? Bisa saja, jika memang iklim industri aviasi di Indonesia outlooknya positif, ada demand maka akan ada supply, tapi entah waktunya kapan.