Centralinformationasean.com, 27/12/2024, Surabaya, Cak Kartolo dengan gadis Eropa, Cak Kartolo (lahir 2 Juli 1947), Kartolo menikahi Kastini dan dikaruniai tiga orang anak yang diberi nama Agus Slamet, Gristianingsih, dan Dewi Triyanti.
Ia merupakan anak dari pasangan Aliman dan Payamah.
Ayahnya, Aliman, merupakan buruh pabrik tenun di kawasan Juwingan, Surabaya, Jawa Timur.
Sedangkan ibunya, Payamah, merupakan ibu rumah tangga yang menyambi berdagang warung kelontong.
Setelah lulus dari Sekolah Rakyat pada 1958, Kartolo tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, karena orang tuanya tidak mampu membiayai. Oleh karena itu, Kartolo pun belajar menabuh gambang dan melakukan tayuban.
Tahun 1961, Kartolo tergabung ke dalam grup ludruk Margo Santoso, yang merupakan sebuah grup ludruk di desanya.
Kemudian, ia juga bergabung ke dalam grup Ludruk Garuda yang bermarkas di Pandaan. Selanjutnya, Kartolo kembali berpindah ke grup ludruk lain, yakni Panca Tunggal. Pada tahun yang sama, ia hijrah ke Malang dan memilih menjadi seniman lepas yang tidak terikat pada grup ludruk mana pun.
Pada tahun 1971, Kartolo bergabung ke dalam grup ludruk RRI Surabaya. Namun, pada 1974, ia keluar dari grup tersebut dan bergabung ke grup ludruk Persada Malang. Di tahun 1980, Kartolo mulai dikontrak oleh perusahaan rekaman Nirwana Record untuk merekam sebuah syair berjudul Jula Juli Guyonan, yang dilagukan ketika melakukan pementasan ludruk.
( Sholihul)