Centralinformationasean.com, 7/12/2024, Sejarah, Berdirinya Demak sebagai Kerajaan Islam pada tahun 1518, tak terlepas dari peran entitas politik bernama Giri Kedaton.
Pendiri Kedaton tak lain adalah Raden Paku alias Joko Samudro. Ayah beliau adalah Maulana Ishak Azmatkhan dan ibu beliau adalah Putri Blambangan (Banyuwangi) bernama Dewi Sekardadu. Jadi, Sunan Giri adalah keponakan Sunan Ampel.
Raden Paku berhasil membuat wilayah Giri sebagai wilayah otonom dibawah Majapahit yang disebut Giri Kedaton, karenanya ia dijuluki Sunan Giri. Namun Negeri ini unik, karena merupakan Negara berbasis Institusi Keagamaan atau disebut “Monastic State.”
Hanya ada tiga “Monastic State” di dunia ini.
Pertama, Negara Ordo Teuton di wilayah Baltik yang berdiri pada tahun 1230 dan yang kedua adalah Giri Kedaton. Namun Monastic State dalam Kasus Giri Kedaton, bisa diterjemahkan sebagai Negara Pesantren. Adapun yang terakhir, adalah Biara Mount Athos.
Sunan Giri dianggap memiliki posisi Istimewa bagi para penguasa di tanah Jawa maupun bagi para pendakwah lainnya. Bahkan oleh Gubernur Jendral VOC, J.P. Coen menyebut Sunan Giri sebagai “der Mohamestisten Paus” atau Pausnya orang Islam karena memiliki pengaruh yang signifikan di jajaran penguasa Jawa.
Setelah Sunan Ampel wafat, Giri Kedaton melakukan unifikasi dengan Ampel Denta. Dari sanalah kekuasaan Islam makin kuat dan akhirnya mereka mendukung seorang keturunan Tionghoa bernama Tan Jin Bun alias Raden Patah untuk menjadi Penguasa yang baru melawan Dyah Ranawijaya.
Selama era Demak, Giri Kedaton tetap menjadi partner Demak. Namun begitu Mataram berkuasa, Sultan Agung mengurangi kekuasaan Giri, begitu juga dengan Amangkurat I. Puncaknya, Giri Kedaton diserang oleh Amangkurat II yang bekerjasama dengan VOC.
( Sholihul)












