Centralinfomationasean.com- Condong kepala Muhibbin Habib menimbulkan Kericuhan ditengah Masyarakat, (4/10/2024)
Catatan Bagus Muhibbin Kiai justru di ciderai oleh Pernyataan K.Yusuf Hasyim yang nota bene Kiai Nahkoda NU di Pati.
Pernyataan sombong diri yang dilontarkan Yusuf Hasyim justru menimbulkan pro kontra di masyarakat.
Tanggung jawab keummatan yang di pegangnya sebagai seorang kiai secara inklusif justru mentah dengan himbauan yang justru jadi Bumerang.
Dalam Roadmap keberagamaan, Jalan NU ,
Membangun Jalan Spiritual Dengan Kesadaran dan Kesabaran Untuk Menggamit Kebahagiaan,
menyediakan roadmap Keummatan ” Wasathon” ,menuju kehidupan yang lebih bebas bagi siapa saja yang bersedia melakukan perjalanan batin,bukan selainnya.
Persyaratan utama dalam perjalan batin itu bukan hanya untuk dirinya dan Keluarganya saja tetapi mengajak kesediaan setiap orang yang berminat melakukannya untuk melepaskan keterkaitan pada Dunia menuju pengalaman-pengalaman hidup pada saat mulai melakukan perjalanan spiritual .
Dalam upaya melepaskan diri dari berbagai macam beban di dalam batin pada akhirnya dapat dipahami bahwa keterkaitan semua pengalaman masa lalu adalah penyebab utama dari segala bentuk penderitaan yang terus dirasakan kemudian mustinya jadi pelajaran .
Mustinya Yusuf Hasyim mengambil pelajaran dari komentar kothak amal yang dilakukan Kamituo Mbothok lusa yang sempat menimbulkan Gaduh.
Pertanyaannya ada agenda Apa sehingga Yusuf Hasyim membuat pernyataan pernyataan yang justru mengganggu Ummat NU, Sementara perasaan-perasaan yang terakumulasi itu telah menjadi penghalang pada perubahan spiritual formal dalam organisasi NU yang seharusnya bebas berkembang dan dikembangkan untuk memiliki kesadaran serta kesuksesan dalam berbagai bidang kehidupan.
Pelepasan beban batin — maupun kejiwaan — dapat dicapai dengan cara yang paling sederhana ,Ikhlash ,rendah hati ,menjaga perasaan Ummat ,melalui sikap pasrah. Keberhasilan Organisatoris NU yang dimilikinya dari usaha melepaskan beban batin akan ditandai dengan hilangnya pengaruh sebagai pimpinan NU cabang Pati yang akan segera digantikan oleh yang lain yang lebih — berperasaan dan berpengalaman batin yang sangat menyenangkan, membahagiakan,bukan sebagai kiai yang meresahkan Ummat. Demikian intisari dari penjelasan seorang Tokoh NU tandingan.
Sehingga pada akhirnya, upaya membersihkan diri dengan sikap jujur dan ikhlas, menerima segala apa yang ada bisa menghantar pada hasrat untuk senantiasa mau bersyukur dengan apa yang bisa dinikmati meski dalam bentuk yang paling sederhana dan murah harganya. Karena sikap untuk selalu bersyukur menjadi kunci dari upaya membatasi ketamakan dan kerakusan yang menyita banyak energi serta beban kejiwaan yang umumnya berada diluar kemampuan yang ada.
Kesadaran untuk selalu bersyukur kemudian sangat ” intensif” untuk dapat dijadikan pusat pengendali dari segenap arus keinginan serta hasrat yang acap muncul diluar kesadaran batin spiritual . Sebab peranan ego Pribadi sebagai Kisi ,acap kali lebih dikedepankan, memainkan peran untuk dapat tampil lebih unggul serta lebih hebat dari orang lain dan kompetitor. Termasuk dari dalam lingkungan keluarga, saudara, teman-teman seprofesi atau sepekerjaan ,Organisasi , Lembaga yang sering diposisikan sebagai pesaing yang harus dikalahkan.
Itulah sebabnya saran dari mereka yang bijak, sebagai Pimpinan NU Cabang ,mestinya bis menempatkan , mengungkapkan pernyataan Halus ,bijaksana dan bersahaja , bahwa musuh yang paling utama dan berat bagi setiap orang adalah dirinya sendiri,bukan orang lain.
Sebab untuk menaklukkan diri sendiri merupakan upaya utama dan terberat yang harus dan wajib ditundukkan terlebih dahulu untuk meraih kemenangan-kemenangan lain yang diinginkan.
Semarang, 8 September 2024