Indonesia dan Maternity Konsep Tuhan Bagi Rezim Wanita.

banner 120x600
banner 468x60

Centralinfomationasean.com-12/10/2024-Opini, Seperti perempuan yang lagi menstruasi, suasana psikologis dan nuansa emosional sedang menjalar ke sendi sendi rasional penghuninya, seperti menstruasi, orang jadi tidak bisa lakukan hal hal yang paling sexual dan intim dalam memahami perubahan hormon demokrasi. Indonesia memang sedang alami masa masa sulit beradaptasi dengan sistem yang semakin tak jalan dengan harapan.

Bisa dibilang, persatuan dan kesatuan atau nasionalisme yang menjadi ikatan sakral dan ‘agama’ ibu pertiwi tak lagi sakti. Bagaimana tidak agama saja sudah tidak lagi sesakti daholoe, apalagi hanya sekedar rasional mentality- Menstruasi yang mengarah pada hancurnya harapan kelahiran manusia manusia baru, tidak cuman siklus vertilitas dan reproduksi.

banner 325x300

Federalisme yang bisa menjadi reformulasi sistem republik baru, the new republic, tidak berarti bahwa sistem dan tata negara yang saat ini kita jalani tanpa kompromi dan tantangan dunia baru ke materialistis Society.

Ini akan tetap menjadi kritik “harga mati” – dimana isu menstruasi INI berarti segala sesuatu yang menyebabkan kita menjadi pelupa dari realitas setiap masyarakat dan daerah daerah yang merasa terganggu saat masyarakat lain bisa mudah dan datang seperti di Papua.

Kita seperti mengerjakan pekerjaan pekerjaan yang muspro, intelektual dan ahli tata negara kita hanya bicara di level level yg murahan, seperti soal agama, soal soal daya kritis masyarakat di media melalui jeratan pasal karet dsb.

Padahal INI bisa jadi jalan keluar dari labirin sekuler, komersial budaya. Dan yang lebih penting lagi, Hilangnya kesempatan naik level kebermaknaan kesejahteraan.

Kita ini selalu lupa bahwa di pertumbuhan ekonomi kota dan pinggiran masyarakat kelas menengah saja sudah mengalami kesulitan mendapatkan kesejahteraan. Kalau ada program desa, mungkin desalah yang lebih mudah mandiri secara pangan, kalau kita enggak mengganggu potensi wilayah mereka.

Namun masyarakat pinggiran kota, tak semua mendapatkan kesempatan menanam sumber makan nya sendiri selain menjadi buruh.

Suatu hari perempuan yang masih muda datang menangis, dan minta pekerjaan apa saja , mencuci atau melakukan apa saja dirumah saya hanya untuk bisa membelikan susu anaknya hari itu, karena suaminya sudah dua hari tidak mendapatkan uang.

Mereka kerja serabutan tanpa penghasilan tetap adalah bukti kongkrit masyarakat menengah, mereka tidak miskin, tidak pula kategori tidak berpenghasilan. Namun hidup dengan gali lubang tutup lubang. Sangat miris dan memprihatinkan.

Sama halnya kondisi perempuan ITU, rapuhnya sendi sendi kekhasan wilayah dan kekuasaan, diubah dengan persepsi negara dan kebijakan secara terbalik.

Apa maksud terbalik? Terbalik adalah melihat bahwa faktor manusia bisa menjadi dimensi pemersatu dan nasionalisme ‘harga mati NKRI’ , contoh dengan menaruk elit import dari pusat ke daerah daerah, kemudian berkuasa, kemudian jadi pejabat dan kemudian mereka korupsi, jadi sindikat narkoba bahkan mungkin mau melakukan apa saja asal bisa jadi penguasa. Maka jangan salahkan rakyat papua, aceh, yang selalu merasa hanya menjadi warga negara tamu NKRI, tanpa memiliki ikatan keramat itu lagi.

Bukannya menstruasi ITU meringankan perempuan pada kewajiban dengan TUHANnya, namun nilai menstruasi bisa membentuk kegalauan nasional yg menyakitkan, minimal buat perempuan INDONESIA .

(Opini)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *