Centralinformationasean.com , 28/12/2024, Kurator, Sastra Lukisan , Ironi Negeri Agraris
Menggambarkan kontras dramatis antara alam yang hancur dan ekspansi perkotaan yang tak terhindarkan.
Dalam karya ini, seekor burung menjadi pusat perhatian, dengan ekspresi penuh kepedihan dan jeritan yang seakan melampaui kanvas. Burung tersebut digambarkan berada di atas batang cangkul yang berkarat, karena tidak pernah digunakan untuk mencangkul. Tanah terterup oleh beton dan semen, daun-daun mengering mencerminkan kehancuran habitatnya.
Latar belakang lukisan menampilkan lanskap yang berubah drastis, dari pemandangan hamparan beton sejauh mata memandang. Nuansa warna gelap dan suram—seperti abu-abu, hitam, dan merah tua—mendominasi, menciptakan atmosfer yang menekan.
Burung itu sendiri berwarns mencolok, seperti bulu berwarna kuning dengan paruhnya yang membuka, seolah-olah melawan kehancuran di sekitarnya. Pohon yang ditebang tampak sekarat, dengan daun-daun yang mengering seperti luka terbuka.
Judulnya menggemakan pesan yang jelas: panggilan untuk menyadarkan manusia tentang dampak destruktif mereka terhadap lingkungan.
Lukisan ini adalah representasi visual yang kuat tentang perlawanan alam terhadap modernisasi yang tak terkendali, menyuarakan kepedihan dan kehilangan secara simbolis.
(ASPEN- SHOLIHUL)