Centralinformationasean.com,1/12/2024) Kesehatan,Menanggapi video viral di Whatsapp group Tetangga pagi ini mengenai vaksinasi HPV yang katanya melegalkan seks bebas. Akhirnya saya saya buatkan tulisan ini ;
Tolong baca dulu dengan baik soal vaksinasi HPV untuk anak-anak, terutama maksud dan tujuannya.
Kita diberikan akal oleh Allah imun tubuh untuk digunakan sebaik-baiknya, termasuk mencari tahu sebelum menilai sesuatu. Jangan sampai kita langsung berpikir negatif tanpa mencari informasi yang benar. Bukankah Islam mengajarkan kita untuk selalu berbaik sangka dan mencari ilmu.
Begini ya, Bu, kenapa anak-anak SD, khususnya perempuan, disarankan untuk diberikan vaksin HPV
1. Penggunaan Vaksin yang Efektif pada Anak
Anak-anak usia 9 hingga 14 tahun hanya memerlukan 2 dosis vaksin HPV untuk mendapatkan perlindungan yang optimal. Ini berbeda dengan orang yang berusia di atas 15 tahun, yang membutuhkan 3 dosis. Artinya, memberikan vaksin pada usia SD dapat menghemat jumlah dosis dan biaya, karena tubuh anak-anak merespon vaksin lebih baik pada usia ini, sehingga perlindungan maksimal dapat dicapai dengan hanya satu kali vaksinasi. Ini tentu lebih hemat dan efisien, baik dari segi biaya maupun dari segi waktu.
2. Melindungi Wanita dari Risiko yang Lebih Tinggi
HPV dapat mempengaruhi baik laki-laki maupun perempuan, namun perempuan lebih rentan terhadap kanker serviks. Virus HPV seringkali tidak menimbulkan gejala apapun pada pria, namun mereka bisa menjadi pembawa (carrier) virus dan menularkannya kepada pasangan mereka tanpa disadari. Kanker serviks terjadi karena infeksi HPV yang menahun pada leher rahim perempuan. Inilah sebabnya mengapa vaksinasi HPV sangat penting, khususnya bagi perempuan, karena dampak dari virus ini lebih parah pada mereka dibandingkan laki-laki.
3. Menekan Angka Kanker Serviks di Indonesia yang Sangat Tinggi
Di Indonesia, kanker serviks adalah salah satu penyebab kematian tertinggi bagi wanita. Banyak kasus kanker serviks terjadi karena penularan HPV dari suami. Walaupun suami terlihat alim dan tidak pernah menunjukkan gejala penyakit apapun, bukan berarti dia bebas dari virus ini. Sangat mungkin dia sudah terpapar HPV sebelum menikah tanpa mengetahuinya, karena virus ini bisa bertahan lama dalam tubuh tanpa gejala. Setelah bertahun-tahun menikah, barulah istri mengalami kanker serviks. Dalam kasus seperti ini, siapa yang harus disalahkan? Oleh karena itu, vaksinasi HPV merupakan langkah pencegahan yang bijaksana dan tidak bisa dianggap remeh. Kita tidak pernah tahu riwayat paparan seseorang, sehingga pencegahan adalah jalan yang terbaik.
4. Pentingnya Pencegahan dan Deteksi Dini
Di Indonesia, kanker serviks seringkali baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut, yaitu stadium 3 atau 4.
Akibatnya, tindakan medis yang paling sering dilakukan adalah pengangkatan seluruh rahim. Ini tentu saja memiliki dampak besar bagi kesehatan dan kehidupan perempuan tersebut. Sebaliknya, di negara maju seperti Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat, tindakan seperti ini sudah sangat jarang dilakukan.
Mengapa? Karena di sana, kanker serviks dapat dicegah melalui vaksinasi dan dideteksi dini melalui tes seperti Pap smear dan IVA test sebelum berkembang menjadi kanker. Namun, di Indonesia, banyak perempuan yang enggan melakukan Pap smear atau tes lainnya. Mereka baru menjalani tes ketika sudah ada gejala, yang seringkali sudah terlambat.
Dalam video, disebutkan bahwa vaksinasi HPV dianggap melegalkan seks bebas. Ini adalah pemahaman yang sangat keliru. Kenyataannya, saat ini kanker serviks banyak dialami oleh ibu rumah tangga, yang tidak memiliki riwayat seks bebas. Kelompok ini, dimasa depan, justru sangat perlu dilindungi oleh negara melalui vaksinasi yang dikerjakan saat ini, karena mereka rentan terpapar virus dari pasangannya. Vaksinasi HPV bukanlah tentang mendorong perilaku tertentu, melainkan tentang melindungi kesehatan perempuan dari penyakit yang bisa dicegah.
Sebagai masyarakat, kita harus fokus pada pencegahan dan keselamatan, bukan pada stigma yang tidak berdasar.;
Dengan vaksinasi HPV sejak dini, kita tidak hanya melindungi anak perempuan dari risiko kanker serviks, tetapi juga turut membantu menekan angka kejadian kanker serviks di Indonesia yang masih sangat tinggi. Ini adalah investasi kesehatan jangka panjang yang sangat penting bagi generasi mendatang.
Mari kita bersikap terbuka dan bijak dalam menerima informasi baru, terutama yang berhubungan dengan kesehatan anak-anak kita. niatnya adalah untuk melindungi dan menjaga mereka dengan cara yang terbaik.
( Sholihul)