Centralinformatio asean.com, 1/1/2025, opini, Pernyataan Haruki Murakami ini mencerminkan pandangan filosofis tentang keterbatasan pendidikan formal dalam mengajarkan nilai-nilai esensial kehidupan.
Sekolah mengajarkan kita keterampilan teknis, pengetahuan ilmiah, dan aturan sosial.
Namun, banyak pelajaran paling penting—seperti kebijaksanaan, empati, kejujuran, dan cara menghadapi kesulitan hidup yang tidak diajarkan secara eksplisit dalam kurikulum. Hal-hal ini sering kali hanya dapat dipelajari melalui pengalaman hidup.
Murakami mungkin menekankan pentingnya pembelajaran dari dunia nyata: interaksi manusia, kegagalan, kesuksesan, dan perjuangan sehari-hari. Kebijaksanaan ini lebih bersifat intuitif dan personal, tidak bisa disederhanakan menjadi buku teks atau metode pengajaran formal.
Sekolah cenderung menawarkan jawaban, sementara hidup menuntut kita untuk bertanya.
Hal-hal penting seperti tujuan hidup, kebahagiaan, atau makna cinta harus ditemukan melalui eksplorasi dan refleksi pribadi.
Murakami juga mungkin mengkritik sistem pendidikan yang terlalu terstruktur, yang sering mengabaikan pengembangan aspek emosional, spiritual, atau kreatif seseorang. Sistem ini fokus pada hasil akademik, tetapi kurang memperhatikan kemampuan individu untuk berpikir kritis atau memahami diri sendiri.
Intinya, kutipan ini mengajak kita untuk tidak hanya bergantung pada sekolah sebagai satu-satunya sumber pembelajaran, tetapi juga untuk aktif mencari makna dan pelajaran hidup di luar batas-batas kelas.
( Sholihul)