Centralinformationasean.com, Banyuwangi, Sebelum nama De Djawatan menjadi tempat wisata seperti saat ini, hutan yang juga disebut sebagai hutan lord of the rings ini dahulunya menjadi tempat penimbunan kayu.
Nama De Djawatan sendiri awalnya adalah Tapel Pelas (TP), lalu namanya diganti dengan De Djawatan.
Nama Djawatan sendiri sebenarnya sengaja dibuat dengan ejaan lama dan terlihat kuno.
Karena Djawatan termasuk peninggalan belanda, dimana terdapat banyak pohon trembesi raksasa yang ada disana sudah berusia ratusan tahun. Rata-rata usia pohon trembesi yang ada antara 100 hingga 150 tahun.
Penggunaan nama De Djawatan ini dipilih karena masih terkait dengan Perhutani. Hal ini juga dimaksudkan untuk mengingatkan masyarakat akan kejayaan Perum Perhutani.
Kemudian pada tahun 2017 Perhutani pun membuka De Djawatan sebagai tempat wisata djawatan Banyuwangi.
Tempat wisata ini resmi dibuka sebagai tempat wisata pada bulan Juni 2018.
Menurut Perhutani Hutan De Djawatan telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Dahulu, tempat ini difungsikan sebagai Tempat Penimbunan Kayu (TPK).
Setelah kayu selesai ditebang, lalu kayu ditaruh di De Djawatan sebelum akhirnya sampai ke tangan pembeli. Sementara fungsi dari adanya pohon trembesi di Djawatan dimaksudkan agar kayu yang ditebang, dan juga tidak terkena sinar matahari atau air hujan secara langsung.
Sehingga kayu yang diletakkan di bawah pohon trembesi, tidak mudah lapuk.
Hutan De Djawatan ini dulunya juga digunakan sebagai jalur yang bisa untuk dilalui kereta api.
Anda akan menemukan rel kereta api di depan pintu gerbang hutan De Djawatan.
Letak posisi Lokasi De Djawatan adalah Purwosari, Benculuk, Kec. Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur 68482
(Sholihul)