Centralinformationasean.com ,14/11/2024) Biografi, Mengulas Biografi Singkat
Willibrordus Surendra Broto Narendra, atau lebih dikenal sebagai W.S. Rendra, Dia lahir pada 7 November 1935 di Solo, Hindia Belanda, dan meninggal pada 6 Agustus 2009 di Depok, Jawa Barat.
Rendra adalah seorang penyair, dramawan, aktor, dan sutradara teater terkemuka Indonesia, yang memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan seni dan sastra di tanah air.
Pendidikan dan Awal Karier
Sejak muda, Rendra menunjukkan bakat sastranya di bangku SMP dengan menulis puisi dan drama. Ia menempuh pendidikan Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada dan juga belajar di American Academy of Dramatic Arts.
Karier sastranya dimulai dengan publikasi puisi pertamanya pada 1952 dan terus berkembang dengan karya-karya yang menghiasi berbagai majalah.
Dalam Berita gembira kepada penyuka dan pengunjung TBK
Buku anyar karya Max Lane telah tiba di perpus TBK.
Max Lane Indonesianist dari benua kangguru, inten menggeluti dinamika kehidupan sosial- politik di indonesia dari jaman, Orla, Orba, orde reformasi hingga orde koalisi merah putih.
Max Lane menterjemahkan novel novel karya Pramoedya Ananta Toer dan WS. Rendra kedalam bahasa Inggris, agar karya2 tersebut dibaca dan dikenal oleh masyarakat internasional. “Thank you Max Lane for your great effort “.
Pada karya yang berjudul; Saudara Berdiri di Pihak yang Mana ? Max Lane mengulas karya sastrawan WS Rendra, karena max Lane sangat dekat dan pernah bergaul dan hidup bersama WS. Rendra pada sekitar tahun 1970 an.
Sastrawan Rendra banyak mengkritik kebijakan OrBa, hingga Rendra sempat dipenjarakan dan kelompok Bengkel Teaternya tidak diijinkan pentas dan baca puisi
Max Lane sangat menyayangkan karya Karya bermutu Rendra yang banyak mengkritik kebijakan orba tidak dikenalkan di sekolah Sekolah di Indonesia, miris dan memprihatinkan. Ulasan Max Lane tentang Rendra.
Karya dan Pencapaian
Rendra dikenal dengan berbagai karyanya, baik dalam puisi maupun drama.
Karya terkenalnya, Blues untuk Bonnie, mencerminkan tema politik, cinta, dan alam. Ia mendirikan Bengkel Teater pada 1967, yang menjadi platform bagi banyak seniman Indonesia, termasuk Sitok Srengenge dan Radhar Panca Dahana. Meskipun mengalami kesulitan politik, Rendra tetap aktif dan menghasilkan banyak karya yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Penghargaan yang diterimanya, termasuk Anugerah Seni dari Pemerintah RI dan S.E.A. Write Award, menunjukkan pengakuan akan kontribusinya.
Kehidupan Pribadi
Rendra lahir dalam keluarga yang kaya akan budaya.
Ayahnya seorang guru dan dramawan, sementara ibunya adalah penari di Keraton Surakarta. Ia menikah beberapa kali dan memiliki sebelas anak dari ketiga istrinya. Pernikahan-pernikahannya sering menjadi sorotan, terutama karena keputusannya untuk berpoligami, yang diakui Rendra sebagai bentuk pencarian jati diri dan kemerdekaan spiritual.
Kontroversi dan Pengasingan
Karier Rendra tidak lepas dari kontroversi. Sejak 1977, pemerintah Orde Baru melarang penampilannya di depan publik, memaksa Rendra untuk menyederhanakan namanya dan meneruskan karyanya di balik layar.
Meskipun begitu, ia terus berkarya dan menghasilkan drama-drama yang tetap relevan dengan isu-isu masyarakat.
Warisan dan Pengaruh
Rendra meninggalkan warisan yang mendalam dalam dunia sastra dan teater Indonesia. Karya-karyanya bukan hanya menginspirasi penulis dan seniman generasi berikutnya, tetapi juga mengajak masyarakat untuk merenungkan tema-tema universal seperti cinta, kebebasan, dan keadilan. Hingga kini, nama W.S. Rendra dikenang sebagai “Burung Merak” yang membawa keindahan dan kearifan dalam setiap karyanya.