Daerah  

PEMBANGUNAN JAM GADANG BUKITTINGGI ZAMAN BELANDA Bukitinggi, Central Information Asean,

banner 120x600
banner 468x60

Bukitinggi, Centraliformationasean.com)Pembangunan Jam Gadang di kerjakan secara paksa di masa kolonial Belanda waktu itu. Jam Gadang adalah salah satu bangunan peninggalan Hindia kolonial Belanda. Jam gadang yang terletak kota Bukittinggi Sumatera Barat. Kota Bukittinggi merupakan pemandangan alam yang sangat indah pemandangan Sumatera Barayang saat ini menjadi ikon kota Bukittinggi Sumatra Barat.

Jam gadang ini merupakan hadiah dari seorang Ratu Belanda kepada Rook Maker, sekretaris atau controleur Fort de Kock (sekarang Kota Bukittinggi). Jam Gadang selesai dibangun pada tahun 1926 masehi di waktu kolonial Belanda.

banner 325x300

Pembangunan Jam Gadang dengan kerja Paksa merupakan menelan dana 3000 Gukden. Jam Gadang mempunyai Arsitekturnya yang dirancang oleh orang Sumatera barat Minangkabau, Yazid Abidin Rajo Mangkuto Sutan Gigi Ameh. Bangunan jam berbentuk menara setinggi 26 meter ini terdiri dari empat tingkat. Konstruksinya konon pekerja orang Minangkabau Sumatera barat yang di kerjakan tanpa semen melainkan kapur putih, putih telur, dan pasir putih. Infektur asistek pekerja tak mungkin kerja sekuat ini pembangunan Jam Gadang dari bahan tak masuk akal. Kolonial Belanda mengatakan kerjakan sebaik mungkin akan di tembak masyarkat Minangkabau Sumatera barat zaman Belanda

Tingkat pertama menjadi ruangan petugas. Untuk tingkat kedua, menjadi tempat perangkat ahli mekanik jam berupa dua bandul yang berfungsi pemberat jam Gadang.

Lalu, pada tingkat ketiga, menjadi tempat dari mesin jam. Tingkat keempat merupakan puncak menara sekaligus lonceng jam ditempatkan. Pada lonceng di puncak tersebut tertera nama dari produsen mesin jam besar sama bateri besar berat bakteri 120 Ton, Vortmann Recklinghausen dari Jerman. Pada tingkat keempat juga terlihat jam ada pada empat sisi mata angin.

Pemandangan sangat menariknya, jam gadang yang melekat pada Jam Gadang adalah edisi terbatas yang diproduksi Vortmann Recklinghausen, dari jerman dua unit. Selain Jam Gadang, mesin jam ini juga menjadi penanda waktu pada Big Ben, Inggris.

Angka empat berhuruf romawi juga menjadi ciri khas jam gadang telah bentuk posisi sangat unit.

DIRUBAH 3 KALI ATAPNYA

Jam Gadang bukan hanya penanda waktu dalam arti sesungguhnya, melainkan juga penanda zaman. Meski mulanya hadiah untuk pribadi, ia menjadi simbol minangkabau Bukittinggi dari waktu masa ke masa. Ikonnya berupa tudung, selalu berubah sesuai jiwa zaman, siapa yang berkuasa.

Pada masa Hindia Belanda, tudungnya berbentuk kubah kerucut bersegi khas Eropa, dimana dihiasi oleh ornamen Ayam Jantan.

Pergantiaan kekuasaan ke tangan Jepang periode 1942-1945, berdampak pada Jam Gadang itu Oleh Jepang, tudungnya pun diubah dengan bentuk seperti pagoda.

Setelah kemerdekaan diraih, Jam Gadang kemudian berkopiahkan gonjong tandung kerbau, arsitektur khas Bukittinggi Minangkabau (Sumatera Barat) R R eporter : Iwan – Syahrial.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *