Prabowo Subianto dan Pandangan Pertahanan Geostrategis Indonesia: Antara AS-Tiongkok dan ASEAN .

banner 120x600
banner 468x60

Centralinfomationasean.com-Pengangkatan Menteri Pertahanan baru, Prabowo Subianto, telah menimbulkan banyak perdebatan berkaitan dengan rekam jejak karirnya di masa lalu yang dipertanyakan di dunia militer Indonesia. Setelah ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo pada kabinet baru, Prabowo Subianto segera menggelar beberapa pertemuan dengan perwakilan negara lain, terutama dari dua negara adidaya, mendiskusikan tentang kerjasama pertahanan di saat dia juga memberi pernyataan tegas untuk mendorong penguatan keamanan regional dalam Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN.’ Hal ini memunculkan sebuah gagasan tentang bagaimana Prabowo akan mengartikan visi dan misi Presiden Joko Widodo dalam kebijakan pertahanan di masa depan. Apa fokus Prabowo untuk Kementerian Pertahanan Indonesia? Bagaimana ia menjaga hubungan pertahanan antara negara kekuatan besar dengan ASEAN? Serta bagaimana hubungan pertahanan akan berubah di bawah pengawasannya?

Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan Baru

Prabowo Subianto yang telah terkenal dalam karir militernya kemudian menjadi pesaing Presiden Joko Widodo pada pemilu 2014 dan 2019. Dalam latar belakang militer dan kedudukan politiknya, ia diharapkan dapat membantu dalam peran barunya sebagai Menteri Pertahanan. Sebagaimantan tentara berpangkat Letnan Jenderal, dia mengetahui dengan baik kebutuhan untuk meningkatkan kondisi pertahanan Indonesia, dan telah mendapatkan kepercayaan penuh dari Presiden dalam pernyataan “Saya percaya saya tidak perlu memberitahu tentang pekerjaan beliau – beliau tahu lebih dari saya”? Disamping kritik yang diterima dari kelompok hak asasi manusia (HAM) perihal kemungkinan menguatnya peran militer dalam lingkup masyarakat sipil dan juga kekurangannya dalam hal isu HAM, pengalaman panjang Prabowo Subianto di lapangan dirasa telah cukup untuk menjabat sebagai Menteri Pertahanan Indonesia yang baru di Kabinet Indonesia Maju.?

banner 325x300

Pada bulan pertama sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto telah beberapa kali menjadi topik dalam berita utama. Dalam sesi dengan Komite I! DPR (11/11/2024), dia mengelaborasi idenya untuk kebijakan pertahanan Indonesia di masa depan dengan konsep Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Hankamrata).” Konsep pertahanannya memfokuskan pada kekuatan TNI sebagai pusat pertahanan sembari mendorong pemberdayaan masyarakat sipil sebagai tokoh pendukung pertahanan Indonesia. Dengan lebih lanjut, ia menjelaskan prospek strateginya yang lebih berbasis pada kebijakan pertahanan dan menangani tiga area utama pertahanan (darat, laut dan udara) secara bersamaan. Dia juga mengungkapkan pandangan internasionalnya yang akan menjalin hubungan persahabatan dengan negara lain untuk mendukung pembuatan kebijakan pertahanan Indonesia. Bahkan, pada pertengahan November 2019, Prabowo Subianto telah menggelar pertemuan bilateral dengan delapan negara berbeda dan menghadiri Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN (ADMM) di Thailand.

Komitmen untuk Memperkuat Keamanan ASEAN

Pada 17 November 2019, ADMM digelar di Bangkok, Thailand. Di pertemuan tersebut, Indonesia menyatakan komitmennya untuk memperkuat ASEAN dan perlunya untuk meraih otonomi pada keamanan regional. Menteri Pertahanan Indonesia menyoroti perlunya untuk menambah kerjasama dalam mengamankan dalam batas laut, mencegah konflik perbatasan dan meningkatkan industri pertahanan di bawah payung sentralitas ASEAN.” Isu Laut Cina Selatan juga diangkat dalam pertemuan tersebut dimana Prabowo Subianto menekankan pentingnya stabilitas keamanan dan menjanjikan dukungan Indonesia untuk finalisasi kode etik serta upaya kawasan lain untuk memastikan jalur komunikasi dan perdagangan tidak akan terganggu. la juga mempromosikan harapan ASEAN IndoPasifik yang diinisiasi Indonesia, dimana menguraikan kemungkinan ASEAN sebagai penyeimbang dan penghubung antar wilayah Indo-Pasifik demi perdamaian, stabilitas dan kemakmuran bersama.” Prabowo Subianto juga menggelar beberapa pertemuan bilateral dengan negara anggota ASEAN, baik sebelum maupun di sela-sela ADMM. Sebagai contoh, dia mengunjungi Duta Besar Malaysia diIndonesia sebelum ADMM regional dan menyatakan harapannya untuk meningkatkan hubungan persahabatan dan kerjasama dalam persenjataan. Hal ini dukuti dengan kunjungan ke Menteri Pertahanan Malaysia.

(Hasanuddin)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *