SISTEM PENDIDIKAN PADA ZAMAN MAJAPAHIT & PERAN KADEWAGURUAN.

banner 120x600
banner 468x60

Centralinfomationasean.com-20/10/2024-Sistem pendidikan pada zaman Majapahit berkembang dalam kerangka kebudayaan Jawa kuno yang sangat dipengaruhi oleh ajaran agama Hindu-Buddha. Sebagai salah satu kerajaan terbesar di Nusantara, Majapahit memiliki sistem pendidikan yang tidak hanya bertujuan memberikan pengetahuan umum, tetapi juga membentuk moral dan spiritual individu. Salah satu lembaga pendidikan penting pada masa itu adalah kadewaguruan, yang berperan sebagai pusat pembelajaran spiritual dan filsafat.

BENTUK Pendidikan Dimasa Majapahit

banner 325x300

Pada masa Majapahit, pendidikan dilakukan di berbagai lembaga keagamaan seperti pasraman atau mandala, yang berfungsi sebagai pusat pendidikan dan pengajaran ajaran agama Hindu-Buddha. Lembaga-lembaga ini memberikan pendidikan kepada para calon pemimpin agama, prajurit, dan bangsawan. Pendidikan ini lebih bersifat esoteris, dengan fokus pada ajaran spiritual, filsafat, serta pengembangan moral dan etika.

Di samping itu, terdapat pendidikan istana yang dikhususkan untuk kalangan bangsawan. Para pangeran dan putri Majapahit menerima pendidikan dalam bidang kepemimpinan, strategi militer, dan pemerintahan. Salah satu contoh tokoh yang menerima pendidikan tersebut adalah Raden Wijaya, pendiri Majapahit, yang dilatih dalam seni kepemimpinan dan militer.

Mata pelajaran yang diajarkan di Majapahit mencakup ajaran agama, sastra, seni, etika, hingga pengetahuan praktis seperti pengobatan tradisional. Kitab-kitab Hindu-Buddha seperti Mahabharata, Ramayana, dan teks Jawa kuno seperti Nagarakretagama dan Sutasoma menjadi rujukan utama. Kitab-kitab ini tidak hanya memberikan pengajaran tentang moral dan etika, tetapi juga menjadi dasar pengajaran kepemimpinan dan harmoni sosial.

KADEWAGURUAN SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN SPIRITUAL
Kadewaguruan adalah salah satu lembaga pendidikan terpenting pada masa Majapahit. Istilah ini berasal dari kata “dewa” yang berarti ilahi, dan “guru” yang berarti pengajar atau pemimpin spiritual. Kadewaguruan merujuk pada pusat pendidikan keagamaan yang bertujuan mendidik para calon pendeta atau pandita. Pendidikan di kadewaguruan berfokus pada pengajaran teks-teks suci Hindu-Buddha, seperti Weda dan Tripitaka, serta ajaran moral dan etika yang diajarkan melalui disiplin spiritual.

Kadewaguruan berperan penting dalam pendidikan agama di Majapahit. Para murid yang belajar di sini tidak hanya diajarkan ajaran agama dan filsafat, tetapi juga menjalani praktik spiritual seperti tapa (meditasi) dan yoga, yang dipercaya dapat membantu mereka mencapai pencerahan spiritual. Kadewaguruan mirip dengan pasraman dalam hal fungsinya sebagai tempat pendidikan yang menekankan disiplin spiritual.

Lembaga ini juga melatih para pendeta dan pandita yang kemudian berperan sebagai pemimpin spiritual masyarakat Majapahit. Mereka memiliki kedudukan tinggi dalam masyarakat dan sering kali terlibat dalam upacara-upacara keagamaan di kerajaan, memberikan nasihat kepada raja dan bangsawan, serta memimpin ritus-ritus penting yang menjaga stabilitas politik dan sosial kerajaan.

KURIKULUM , PENGAJARAN
Sistem pendidikan di Majapahit mencakup berbagai disiplin ilmu, termasuk sastra, filsafat, agama, dan seni. Kitab-kitab seperti Mahabharata, Ramayana, serta karya sastra Jawa kuno seperti Nagarakretagama dan Sutasoma menjadi bahan ajar yang sangat penting. Sastra dan filsafat ini tidak hanya digunakan untuk pendidikan spiritual, tetapi juga untuk membimbing moralitas dan etika para murid.

Bahasa yang digunakan dalam pendidikan adalah Kawi (Jawa kuno), yang penting untuk memahami teks-teks suci dan sastra. Selain ajaran agama, kadewaguruan dan lembaga pendidikan lain juga mengajarkan keterampilan praktis seperti pengobatan tradisional, strategi militer, serta seni kepemimpinan yang sangat diperlukan oleh para bangsawan dan prajurit.

PERAN GURU dan MURID

Dalam kadewaguruan, para guru atau pandita dan reshi berperan sebagai pembimbing spiritual. Mereka tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga memimpin para murid melalui disiplin spiritual yang ketat. Murid atau sisya yang belajar di kadewaguruan harus mengikuti aturan-aturan ketat, termasuk praktik meditasi dan pengendalian diri. Mereka juga diharuskan menghormati guru dan mengikuti laku tapa untuk memperdalam penghayatan spiritual.

Proses pendidikan ini menekankan pengendalian diri dan disiplin moral yang ketat. Tujuannya adalah untuk membentuk individu yang kuat secara spiritual dan moral, serta mampu memimpin masyarakat dengan bijaksana.

PENDIDIKAN SOSIAL & PRAKTIS

Selain pendidikan spiritual, ada juga pendidikan sosial dan praktis yang diberikan kepada masyarakat umum.

Para pemuda belajar tentang tata cara berinteraksi, pertanian, perdagangan, dan keterampilan militer. Para bangsawan dan prajurit khususnya diajarkan strategi perang dan penggunaan senjata seperti keris, tombak, dan panah.

Pendidikan ini memastikan bahwa masyarakat Majapahit tidak hanya terdidik secara intelektual, tetapi juga mahir dalam kehidupan sosial dan militer.

KESIMPULAN,

Sistem pendidikan di Majapahit sangat dipengaruhi oleh ajaran agama Hindu-Buddha dan berfokus pada pembentukan moral dan spiritual individu.

Kadewaguruan, sebagai lembaga pendidikan keagamaan, memainkan peran penting dalam mendidik para calon pemimpin spiritual dan masyarakat Majapahit. Melalui pendidikan di pasraman, kadewaguruan, serta lembaga pendidikan istana, masyarakat Majapahit dilatih untuk menjadi individu yang cerdas secara intelektual, kuat secara spiritual, dan terampil dalam kehidupan sosial dan militer.

Lembaga-lembaga ini membantu mendukung kejayaan Majapahit sebagai salah satu kerajaan terbesar di Nusantara.

(Sholihul)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *