Centralinformationasean.com,28/11/2024) Sejarah, Tengku Tapa Delung Tue, nama yang tak pernah pudar dalam sejarah perjuangan rakyat Aceh, adalah tokoh legendaris yang dikenal sebagai panglima perang untuk wilayah utara, tengah, dan timur Aceh.
Nama asli beliau adalah Tengku Abdur Rahim, seorang pria berdarah campuran Persia dari garis nenek moyangnya yang dulunya pandai besi di masa Kerajaan Samudera Pasai.
Awal Kehidupan dan Takdir
Kisah hidup Tengku Abdur Rahim dimulai dengan sebuah mimpi yang memandunya untuk menikahi seorang gadis berlidah hitam (si pahit lidah).
Dalam pengembarannya, ia bertemu dengan Datok Gayo, seorang Reje Delung Tue, yang kemudian mempertemukan Abdur Rahim dengan putrinya bernama Semedah, yang sesuai dengan ciri-ciri dalam mimpinya. Dengan syarat mahar unik, yaitu “seberat badan seimbal nyawa,” Abdur Rahim berhasil menikahi Semedah setelah menyiapkan kitab (ilmu) dan pedang sebagai simbol mahar tersebut.
Dari pernikahan ini, lahirlah seorang anak bernama Ibrahim pada tahun 1852, yang kemudian dikenal sebagai Tengku Tapa karena kebiasaannya bertapa di hutan sebelum menghadapi pertempuran.
Kepemimpinan Perang Melawan Belanda
Tengku Tapa memimpin perlawanan sengit terhadap penjajah Belanda, membawahi Pasukan Muslimin yang terdiri dari pejuang-pejuang gagah berani.
Ia membagi wilayah perang di Aceh bersama pemimpin-pemimpin lainnya, seperti Teuku Umar di wilayah barat selatan dan Tengku Chik di Tiro di wilayah Pidie dan Aceh Besar.
Ketika perjuangan Teuku Umar dan Tengku Chik di Tiro mulai meredup, perlawanan Tengku Tapa terus berkobar. Salah satu pertempuran besar yang dipimpinnya terjadi di Pepedang (Wih Pecampuren) dan wilayah Manirang pada tahun 1897.
Dalam perjuangan ini, pasukan Tengku Tapa bergabung dengan Laskar Tamiang, 20 pejuang Gayo, dan 120 pejuang pesisir Aceh untuk menghadang pasukan Belanda.
( Sholihul)