Centralinformationasean.com, 30/11/2024, Filsafat, Metode Penelitian Filsafat, secara umum dapat dibagi dua: penelitian sejarah filsafat dan penelitian problem filsafat.
Meneliti sejarah filsafat berarti meneliti masa lalu filsafat.
Di sini kita berusaha menyingkap aspek historis dari para filsuf dan pandangan-pandangannya.
Misalnya, soal keterpengaruhan satu filsuf oleh filsuf lain atau soal perkembangan satu pandangan dari masa ke masa. Dari penelitian semacam ini, akan lahir para ahli tentang tokoh/mazhab tertentu atau ahli filsafat pada periode/wilayah tertentu.
Semisal, ada ahli Plato, ahli Spinoza, ahli Hegel, ahli Kant, ahli Husserl, dan ahli Heidegger. Ada juga ahli filsafat Yunani kuno, ahli filsafat modern, ahli filsafat India, dan ahli filsafat Nusantara.
Penelitian problem filsafat dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu problem teoretis dan problem praktis. Yang pertama melahirkan filsafat murni, sedangkan yang kedua melahirkan filsafat terapan.
Dalam kerangka filsafat murni, kita dapat meneliti sejumlah problem teoretis dalam filsafat. Misalnya, Apakah problem sulit kesadaran itu memang benar-benar problem atau hanya pseudo-problem? Apakah keberuntungan epistemik, seperti tebakan yang benar, sama sekali tak dapat disebut pengetahuan? Bagaimana menjelaskan pergantian teori dalam progres saintifik? Bagaimana menjelaskan problem fine-tuning dalam fisika teoretik?
Sebaliknya, dalam kerangka filsafat terapan, kita dapat meneliti sejumlah persoalan praktis yang biasa kita temui atau bahkan lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Semisal, apakah terjustifikasi secara epistemik untuk memercayai sebuah berita politik dari media yang secara terbuka menyatakan preferensi politiknya? Apakah penularan virus Covid-19 oleh seseorang yang menyebabkan orang yang tertular meninggal termasuk tindakan pembunuhan? Apakah menghalangi orang yang hendak bunuh diri termasuk tindakan penyelamatan atau pembatasan? Apakah secara moral benar mematuhi hukum yang merugikan sekelompok orang?
Dengan kerangka kerja yang mengakui keanekaragaman penelitian filsafat, kita dapat menyusun metodologi yang lebih inklusif dan tidak reduktif.
Selain itu, terlepas dari perdebatan apakah sejarah filsafat termasuk bidang filsafat atau bidang sejarah, kita akui saja bahwa sejarah filsafat adalah bidang yang dapat diajarkan dan diselidiki di bawah payung institusional Jurusan, Departemen, atau Fakultas Filsafat. Selain karena memang pada praktiknya banyak yang demikian, hal itu juga karena filsafat dan sejarah filsafat tidak dapat dipisahkan meskipun keduanya dapat dan perlu dibedakan. Antara filsafat dan sejarah filsafat terjalin hubungan resiprokal : filsuf yang berfilsafat membuat sejarah filsafat mengalami perkembangan dan, sebaliknya, sejarawan filsafat yang meneliti masa lalu filsafat dapat menyediakan banyak sumber berharga bagi pekerjaan para filsuf.
Lalu seperti apa desain metodologis yang dapat ditawarkan oleh kerangka kerja di atas? Dengan mengakui bahwa penelitian filsafat bukan hanya penelitian sejarah filsafat, maka kita dapat menawarkan banyak pilihan unsur metodis.
Misalnya, untuk metodologi penelitian sejarah filsafat, kita dapat menggunakan apa yang sudah ada dalam buku MPF ini. Metode dan pendekatan lain juga dapat ditambahkan dalam penelitian sejarah filsafat.
Untuk penelitian problem filsafat, kita semestinya menggunakan metode-metode filsafat sebab di sini kita diminta untuk berfilsafat. Inti berfilsafat itu adalah berargumentasi, dan terdapat beragam cara dan gaya untuk melakukannya.
Kita bisa berfilsafat dengan mengacu pada intuisi atau pandangan umum (common sense), dan bisa juga berfilsafat dengan melakukan analisis ataupun rekayasa konsep. Selain itu, kita juga bisa membangun atau mengevaluasi sebuah pandangan filosofis dengan mengacu pada temuan-temuan saintifik.
Jika para ilmuwan melakukan eksperimen di dalam laboratorium, maka kita pun juga dapat melakukannya, meskipun hanya di dalam pikiran (thought experiment). Kita juga dapat memilih serta mengevaluasi sebuah pandangan filosofis berdasarkan kesederhanaan atau daya eksplanasinya.
( Sholihul)