Centralinformationasian.com |Pati, Bertempat di Kota Semarang, -Komandan Kodim 0718/Pati Letkol Inf Jon Young Saragi, S.Sos kembali menjadi narasumber tentang kepemimpinan (Leadership) dalam acara pelatihan peningkatan kapasitas Aparatur Desa dan Pengurus Kelembagaan Desa pada program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) gelombang VIII tahun 2024 di hotel Oak Tree Emerald Hotel Semarang. Rabu, (18/09/2024).
Di depan perwakilan Kepala desa, Sekdes, PKK, serta BPD, Dandim Pati menyebut, bahwa kepemimpinan di desa berakar pada kearifan lokal yakni momong, among dan ngemong yang diimplementasikan dalam sesanti ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso dan tutwuri handayani.
Menurutnya, kearifan lokal merupakan pandangan hidup suatu masyarakat di wilayah atau lingkungan tempat mereka tinggal yang sudah menjadi kebiasaan dan kepercayaan turun temurun.
“Artinya, sebagai pemimpin harus mampu memberikan contoh, baik secara sikap, perilaku, kebijakan maupun pemikirannya,” kata Dandim Pati.
“Walaupun berada di tengah kesibukan, harus mampu membangkitkan dan memberikan semangat bagi orang lain,” lanjut Letkol Jon Saragi.
Tentunya, lanjut dia. Semua itu harus sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan Indonesia yang merujuk kepada 4 konsensus Nasional yakni Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan tantangan kepemimpinan di desa yang semakin kompleks saat ini. Sambungnya. Dipengaruhi oleh faktor pengelolaan pemerintahan dan pembangunan desa. “Apalagi dengan dana yang cukup besar serta dipengaruhi perkembangan teknologi informasi yang membawa dampak positif dan negatif,” jelasnya.
Terkait timbulnya masalah dan implikasinya, dalam kesempatan tersebut, Dandim juga mengingatkan bahwa semua bisa timbul karena kurangnya pemahaman pengelolaan pemerintahan dan integritas serta pemahaman terhadap regulasi yang lemah akan mengakibatkan pengelolaan sumber daya desa tidak maksimal dan juga penyalahgunaan wewenang oleh oknum pemimpin desa sehingga terlibat dalam masalah hukum.
“Dengan konsep yang jelas serta legitimasi yang kuat dan didukung oleh pengikut yang setia maka akan terbentuk satu pemimpin yang kuat,” tutup Dandim.
(Sholihul)