Centralinformationasesn.com)Penangkapan ikan menggunakan bom diduga masih beroperasi di Pantai Barat Sumatera Utara (Sumut)
Informasi dan hasil penelusuran,media kamis (19/12/24), di Kelurahan Pondokbatu, Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah, masih terlihat pembongkaran hasil tangkapan ikan penggunaan bom.
“Dari hasil ikan yang dibongkar ini saja, sudah jelas hasil tangkapan bom. Jenis ikan yang dibongkar ini terdiri dari beberapa jenis, diantaranya ikan jumbo (warna hitam), ikan gabu dan jenis ikan lainnya,” kata salah-seorang mantan ABK yang pernah ikut menangkap ikan menggunakan bom.
Selanjutnya dikatakan pria berbadan sedang ini, kapal dengan tonase dibawah 20 GT (Grosstone), saat berangkat dan pulang tak pernah membawa alat jaring atau pancing.
“Peralatannya sudah dibawa dan disediakan di pulau tertentu yang tak begitu jauh dari wilayah penangkapan,” tambahnya.
Katanya lagi, biasa ABK kapal penangkap ikan tersebut paling banyak 20 orang.
“Selain Tekong (Nakhoda), para ABK ini ada yang bertugas untuk meledakkan bom, setelah itu ada yang menyelam untuk menangkap dan mengumpulkan ikan. Mereka biasanya beroperasi di kedalaman perairan tak lebih dari 30 meter atau yang berdekatan dengan pulau tak berpenghuni,” jelasnya.
Ditambahkannya, akibat dari penggunaan bom ini, terumbu karang akan rusak.
“Kalaupun ada ikan mati yang nilai rupiahnya tidak besar, mereka tak membawanya ke daratan,” tambahnya.
Masih menurut informasi yang diperoleh dari tangkahan, biasanya beberapa waktu lalu, pembongkaran ikan dilakukan saat tengah malam.
Namun saat ini, sudah berani ngebom ikan pada pagi dan siang hari,” tambahnya.
Sebelumnya, bom untuk menangkap ikan sempat meledak di pemukiman masyarakat di kelurahan Pancuran Bambu Kecamatan Sibolga Sambas. Akibatnya, dua orang meninggal dan beberapa orang luka.
Menanggapi masalah ini, Kepala Satker Pengawasan Perikanan yang berlokasi di komplek Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) belum berhasil ditemui.
Penulis:(hasanuddingulo)