CIA – Sebuah kesepakatan dicapai pada Kamis (9/10) untuk menetapkan gencatan senjata dan mengakhiri perang di Gaza setelah dua tahun penderitaan dan kesengsaraan, kata Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi.
“Dunia sedang menyaksikan momen bersejarah yang mewujudkan kemenangan kehendak akan perdamaian atas logika perang,” tulis al-Sisi di laman Facebook-nya.
Kesepakatan itu dicapai sesuai dengan rencana perdamaian yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump serta di bawah mediasi Mesir, Qatar, dan AS, tambahnya.
Perundingan tidak langsung antara Hamas dan Israel dimulai pada Senin (6/10) di kota resor Mesir, Sharm el-Sheikh, untuk merundingkan rencana perdamaian. Setelah beberapa hari negosiasi, kedua belah pihak akhirnya menyepakati “fase pertama” dari rencana perdamaian yang didukung Trump, yang mencakup gencatan senjata dan pembebasan sejumlah sandera serta tahanan. Hal ini menandai terobosan besar dalam konflik yang telah berlangsung selama dua tahun.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kesepakatan pembebasan sandera akan berlaku hanya setelah persetujuan kabinet. Kabinet Keamanan Israel dijadwalkan menggelar sidang pada Kamis malam untuk membahas persetujuan atas gencatan senjata tersebut.
Mesir pada Kamis tersebut mengirim konvoi bantuan kemanusiaan melalui perlintasan Rafah, satu-satunya penghubung antara Semenanjung Sinai dan Jalur Gaza, yang menandai pengiriman bantuan pertama sejak kesepakatan untuk fase awal rencana gencatan senjata Gaza dicapai, seperti dilansir Al-Qahera News TV Mesir.
Konvoi itu membawa pasokan makanan termasuk beras, pasta, tepung, dan susu formula bayi, beserta obat-obatan dan peralatan medis, menurut laporan tersebut.