Nasional

Bantah Cemari Lingkungan, Humas PT DMS Rambe Perlu Waktu Pembenahan

7
×

Bantah Cemari Lingkungan, Humas PT DMS Rambe Perlu Waktu Pembenahan

Sebarkan artikel ini

Centralinformationasean.com) Tapteng- Humas PT Dalanta Marsada Sukses (DMS), Rambe bantah telah mencemari Lingkungan dan menyatakan hanya perlu waktu membenahi.

Rambe merupakan Humas yang baru diangkat dalam beberapa Minggu ini, menjelaskan kepada awak media Ikatan Jurnalis Ono Niha (IJON) Sibolga-Tapteng bahwa ia sudah melakukan pemeriksaan terhadap pengolahan limbah perusahaan.

“Saya sudah periksa mulai dari pabrik pengolahan serta pembuangan limbah, semua sudah sesuai tinggal pembenahan sedikit lagi,” ucapnya, Senin (28/07/2025).

“Sembilan kolam, sudah kita ambil sampelnya dan tidak kita temukan pipa pembuangan ke arah sungai,” timpalnya.

Dalam hal ini Rambe yang juga mengaku pernah menjadi insan pers ini berharap kepada awak media untuk tidak membesarkan masalah ini.

“Saya tidak mau mengemas PT DMS ini secara berlebihan, tapi kalau dia benar kenapa harus dipersalahkan,” tegas Rambe.

Penjelasan Humas soal PT DMS, berbanding terbalik dengan temuan dan konfirmasi awak media IJON langsung dilapangan.

Limbah pembuangan pabrik masih terus mengalir di parit kecil yang alirannya menuju aliran air Sitabeak.

Limbah yang dibuang tersebut berwarna hitam pekat dan berbau serta sepanjang aliran parit, tidak ditemukan kehidupan seperti ikan.

Dikonfirmasi kepada masyarakat yang ada di sepanjang aliran sungai, memang mengakui resah dan mengalami gatal-gatal bila menggunakan air untuk mandi atau mencuci karena telah bercampur dengan sisa pembuangan limbah pabrik PT DMS.

“Bila dipakai buat mandi atau mencuci, airnya gatal di kulit,” ucap inisial SM (48).

Beberapa masyarakat yang mengungkapkan pencemaran lingkungan yang ditimbulkan PT DMS tidak ingin dipublikasi soal identitasnya.

“Jangan di beritakan yah pak, anak kami ada yang kerja di pabrik PT DMS, takut dipecat,” harap warga.

Kepala Desa Simpang tiga Lae Bingke, Jontri Tumanggor dikonfirmasi mengenai hal tersebut tidak banyak memberikan penjelasan.

“Saya sebagai kepala Desa hanya menunggu keluhan dari masyarakat, namun sampai saat ini belum ada yang melapor,” imbuhnya.

Ia juga menyesalkan PT DMS yang tidak mau membantu warga Desa Lae Bingke.

“Soal pekerja seharusnya diutamakan warga lokal, kita juga dari Desa minta tolong untuk dibantu meratakan lahan untuk kegiatan Ketahan Pangan (Ketapang), sampai saat ini sudah 3 (bulan) kita surati namun tidak ada respon,” jelas Jontri Tumanggor.

Kepala Desa tetangga, tepatnya Desa Pardomuan juga mengeluhkan keberadaan PT DMS kepada awak media IJON.

“Semenjak berdiri, wilayah kita yang berdampingan dengan Desa Simpang tiga Lae Bingke sering dipenuhi lalat yang berbahaya buat kesehatan,” ucap Ganda Purba.

Ia secara pribadi dan juga atas nama masyarakat Desa Pardomuan mendukung agar kembali di cek ulang dokumen lingkungan PT DMS.

“Bila diperlukan warga kita untuk turun, saya siap sebagai Kepala Desa Pardomuan membantu,” tutupnya.

Sampel air limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS), PT DMS sudah diambil oleh para awak Media IJON dan telah dibawah ke DLHK Provinsi Sumatra Utara untuk dicek laboratorium.

(Wakil Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *