Centralinformationasean.com)Sebuah kejadian mengejutkan terjadi di Shanghai, ketika seorang remaja perempuan mencuri dan menjual perhiasan milik ibunya yang bernilai satu juta yuan atau setara Rp2,2 miliar demi membeli anting-anting seharga Rp134.000.
Kasus ini memicu perdebatan sengit mengenai pola asuh orang tua di media sosial daratan Tiongkok, dikutip dari laman SCMP, Jumat (7/2/2025).
Kejadian ini terungkap ketika ibu gadis tersebut, yang memiliki nama keluarga Wang, menyadari bahwa putrinya yang bernama Li telah menjual perhiasan yang dimilikinya tanpa sepengetahuan ibu, dengan harga jauh lebih rendah dari nilai aslinya.
menghubungi mereka melalui telepon dan mengatur agar mereka datang ke kantor polisi untuk koordinasi lebih lanjut,” kata petugas polisi Fan Gaojie.
Akhirnya, perhiasan yang dijual itu berhasil dikembalikan kepada Wang.
Kisah ini, yang dilaporkan oleh Shanghai Media Group, memicu diskusi di kalangan netizen Tiongkok. Beberapa orang mengungkapkan dukungan untuk orang tua, sementara yang lain menunjukkan simpati terhadap gadis tersebut.
Seorang pengguna berkomentar, “Jika keluarga memiliki perhiasan senilai satu juta yuan, mengapa tidak memberi sedikit uang saku kepada anaknya?”
“Seorang gadis remaja yang menjual perhiasan seharga 60 yuan untuk membeli studs bibir adalah sesuatu yang perlu dipikirkan oleh orang tua. Dengan kekayaan seperti itu, bukankah mereka bisa memberikan sedikit uang saku?” komentar lainnya.
Namun, ada juga yang berpendapat, “Memberikan uang saku kepada anak di bawah umur untuk membeli studs bibir? Sebagai seorang mahasiswa, saya tidak bisa mendukung itu.”
“Situasi ini benar-benar kacau, mengganggu pemilik toko, polisi, dan semua pihak yang terlibat. Remaja perlu berkomunikasi dengan orang tuanya. Mencuri dari keluarga tetap saja adalah pencurian. Ini adalah kegagalan dalam pola asuh, bukan alasan untuk menyalahkan pemberontakan remaja,” kata seorang netizen lainnya.
Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi antara orang tua dan anak serta perlunya pengawasan yang bijak dalam memberikan kebebasan kepada anak-anak, terutama di masa remaja yang penuh dengan gejolak emosional.Sumber:( tim)
Penulis:(Hasanuddingulo)